Beberapa hari yang lalu, saya menonton film "Edge of Tomorrow" di
bioskop 21 Dieng. Film bergenre science fiction yang bercerita
tentang peperangan manusia di bumi dengan alien dan menampilkan Tom Cruise
sebagai tokoh utama ini benar-benar keren dan wajib ditonton, apalagi jika
kalian adalah pecinta genre science fiction dan menyukai
cerita-cerita tentang alien. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas sekarang,
bukan tentang film Edge of Tomorrow, apalagi memberikan spoiler filmnya,
hehe. Sebelumnya, pernah tidak sih kalian berpikir? kenapa jika ingin menonton
film-film baru, entah keluaran barat atau film indonesia, kita harus menonton
di bioskop itu-itu saja? kalau tidak bioskop milik 21 group, ya di blitz
megaplex (sayangnya, di Malang tidak ada blitz megaplex dan Premiere). Kitapun
seolah tidak diberi pilihan lain, untuk menikmati film terbaru, ya kita harus
merogoh kocek agak dalam untuk menonton di bioskop 21. Menonton film pun
seperti menjadi hal mewah yang tidak bisa dijangkau oleh banyak orang. Padahal,
menonton film adalah cara yang lumayan ampuh untuk merefresh pikiran setelah
merasa penat akan segala rutinitas. Lalu, bagaimana jika tiket yang harus
dibayar untuk mendapat hiburan begitu mahal? tidak heran jika menonton film di
bioskop zaman sekarang hanya dapat dilakukan oleh kalangan tertentu saja.
Bioskop Kelud
|
Sebelumnya, tahukah kalian bahwa Kota Malang dulunya memiliki
bioskop-bioskop lokal seperti bioskop Mutiara, Merdeka, Ria, dan Kelud?
beberapa diantara kalian pasti pernah mendengar tentang keberadaan
bioskop-bioskop lokal ini. Dulu, hak siar film belum sepenuhnya dimonopoli oleh
grup-grup besar seperti 21 grup dan blitz megaplex seperti sekarang. Zaman
dulu, kita diberikan banyak pilihan tempat untuk menonton film, dengan range
harga yang bervariasi sehingga semua kalangan dapat menikmati film-film dengan
membayar sesuai dengan kemampuan mereka.
Dalam postingan kali ini, saya ingin membahas mengenai salah satu bioskop
lokal di Kota Malang yang pernah berjaya hingga pertengahan tahun 90'an, yakni
Bioskop Kelud. Coba tanyakan pada orang-orang tua yang telah lama tinggal di
Malang, siapa diantara mereka yang tidak tahu bioskop Kelud? dijamin hampir
tidak ada. Bioskop Kelud adalah salah satu bioskop yg paling terkenal se Malang
Raya pada masanya. Bioskop ini terletak di Jl. Kelud, ditengah perkampungan penduduk.
Jangan bayangkan bioskop ini berbentuk suatu gedung besar dengan sofa-sofa
berjajar dengan pendingin ruangan. Bioskop ini justru berbentuk seperti
lapangan yang luas dengan layar berukuran 16x9 meter, sangat jauh lebih besar
dari layar
|
Layar Bioskop Kelud
|
Deretan Kursi Kayu Panjang di Bioskop
|
bioskop pada umumnya. Tidak ada atap sama sekali untuk melindungi layar berbentuk tembok putih, apalagi sofa yang berjejer. hanya ada beberapa kursi kayu panjang, jika penonton sedang sangat banyak, mereka biasa lesehan di tanah berlapis semen sembari menonton. Karena tidak memiliki atap, bioskop ini juga disebut bioskop misbar, atau gerimis bubar. Tiket masuk bioskop Kelud sangatlah murah, jauh sekali jika dibandingkan dengan tiket menonton di bioskop sekarang. Tidak heran jika dulu ketika masih berjaya, bioskop ini selalu didatangi banyak orang yang banyak diantaranya berasal dari kalangan menengah kebawah. Pernah suatu ketika penonton di Bioskop Kelud membludak hingga mencapai 7000 orang, ketika film legendaris Indonesia "Inem Pelayan Seksi" diputar. Dapat dibayangkan bagaimana riuhnya suasana bioskop saat itu, seperti sedang berada di stadion sepakbola.
Apa kalian ingat film "9 Autumns 10 Summers"? film yang mengambil setting di Kota Malang dan Kota Batu ini sempat "menghidupkan kembali" bioskop Kelud setelah sekian lama tidak beroperasi. Dalam salah satu adegan di Film ini diceritakan sang tokoh utama sedang menonton film di Bioskop Kelud dengan seorang teman wanitanya. Saat itu, Bioskop Kelud benar-benar disetting seperti kembali di masa kejayaannya di tahun 90'an, ramai dipenuhi penonton yang ingin menonton film "Catatan Si Boy". Untuk sejenak meskipun hanya dalam adegan di sebuah film, kita bisa bernostalgia kembali ke masa dimana bioskop Kelud berjaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar